Kim Dotcom lahir dengan nama Kim Schmitz pada 21 Januari 1974. Ia juga dikenal dengan nama panggilan Kimble dan Kim Tim Jim Vestor. Sebagai seorang remaja, Kim mendapatkan reputasi lebih di Jerman karena meng-crack sistem perusahaan PBX yang ada di Amerika Serikat (AS), serta menggunakannya sebagai taruhan untuk berkarir dalam keamanan data.
Saat itu Kim yang masih berusia 19 tahun menyebut dirinya sebagai Kimble. Dia bermarkas di Jerman, serta menjadi pemimpin dari sekelompok peretas bernama Dope. Dia juga merupakan peretas paling terkenal di negaranya, tampil di German TV dengan penyamaran, serta muncul dalam majalah German Capital edisi Desember.
Setiap hari sekira 12 jam, Kim muda duduk di depan terminal komputer miliknya untuk menembus sistem milik PBX di AS. Dia menggunakan sebuah program khusus buataanya sendiri yang diklaim bisa mengakses enam kode sehari.
PBX sendiri adalah sebuah perusahaan sistem telepon. Para peretas membobol sistem perusahaan itu untuk mencuri nomor akses, yang bisa dijual kepada peretas lain, juga dijual kepada para kriminal yang menggunakan nomor tersebut untuk transaksi bisnis.
"Bagi saya, setiap PBX adalah sebuah pintu terbuka," sesumbar Kim muda seraya mengklaim telah menggondol 500 kode PBX, yang dibanderol Kim seharga USD200 per nomor. Jumlah persediaan yang besar, mengingat nomor-nomor itu bisa dijual ke lebih dari satu pelanggan.
Naas, peretasan tersebut kemudian membuatnya ditangkap dan mengantongi tuduhan telah menggunakan serta menjual nomor kartu kredit dan telepon hasil pencurian.
Kim yang kontroversial itu, seperti juga orang lain. Dia punya pekerjaan yang lebih 'biasa', misalnya, kadang-kadang dia bekerja menjaga keamanan sistem untuk bank-bank di Jerman.
Kimble juga membuat suatu telepon dengan enkripsi, yang diklaim tidak akan bisa disadap. Hanya dalam sebulan saja, telepon besutan Kim tersebut terjual 100 unit.
Pada 1994, lelaki bertubuh tambun itu mendirikan DataProtect, sebuah perusahaan keamanan komputer. Namun, empat tahun setelahnya, dia dijatuhi hukuman percobaan selam 2 tahun atas tuduhan penipuan dan menadah barang curian.
Lima tahun setelah pendirian itu, DataProtect bersama IVM Engineering menghasilkan Megacar. Bukan mobil biasa, Megacar yang diperkenalkan oleh perusahaan besutan Kim tersebut adalah Mercedes-Benz S-Class W220 yang dikalibrasi oleh Brabus.
Di dalam Megacar itu, Kim menyematkan server Windows NT, layar datar SGI seluas 17,3 inci, serta mengkombinasikan 16 modul GSM untuk menyediakan akses internet via mobile broadband.
Pada 2000, Kim menjual 80 persen saham DataProtect ke TUV Rheinland. Kemudian pada 2001, lelaki itu membeli saham sebuah perusahaann yang hampir bangrkrut (LetsBuyIt.com) dengan harga USD375.000.
Dia kemudian mengumumkan akan menginvestasikan 50 juta Euro untuk perusahaan itu. Hanya sedikit orang yang tahu bahwa dia tidak benar-benar memiliki uang. Tapi, pernyataannya menyebabkan saham meroket hampir 300 persen, yang kemudian dijual Kim dengan keuntungan USD1,5 juta. Atas kasus ini, dia ditangkap, dan kembali menerima hukuman percobaan dua tahun.
Bisnis Megaupload yang baru-baru ini mengantarkan lelaki flamboyan itu ke dalam tuduhan pelanggaran hak cipta, dibangun Kim pada 21 Maret 2005. Situs berbagi file dan penyimpanan online tersebut bermarkas di Hongkong, dan menjadi situs terpopuler ke 13 di internet.
Sehubungan dengan kasus tersebut, polisi menyergap tempat tinggal Dotcom Mansion berdiri di atas tanah dengan lahan seluas 24 hektare, tempat Kim bersama dengan 70 karyawannya mencoba mengendalikan 'bisnis hitamnya'.
Dalam penyergapan tersebut, pihak kepolisian setidaknya menyita 18 unit mobil mewah dengan nilai total mencapai USD4,9 juta, diantara mobil yang disita terdiri dari sebuah Rolls-Royce Phantom drophead coupe dan mobil klasik Cadillac 1959 warna pink.
Kim memang gemar memborong mobil mewah dan bahkan aksi gilanya dilakukan dengan memacu mobil itu sampai 320 km/jam di jalanan umum, kemudian mengunggahnya di situs YouTube.
Plat mobil yang dimilikinya juga cukup mengundang perhatian, seperti sebuah Rolls-Royce Phantom bertulis 'GOD', Mercedes-Benz bertulis 'HACKER' dan mobil lainnya yang juga ada label 'MAFIA'.
Saat itu Kim yang masih berusia 19 tahun menyebut dirinya sebagai Kimble. Dia bermarkas di Jerman, serta menjadi pemimpin dari sekelompok peretas bernama Dope. Dia juga merupakan peretas paling terkenal di negaranya, tampil di German TV dengan penyamaran, serta muncul dalam majalah German Capital edisi Desember.
Setiap hari sekira 12 jam, Kim muda duduk di depan terminal komputer miliknya untuk menembus sistem milik PBX di AS. Dia menggunakan sebuah program khusus buataanya sendiri yang diklaim bisa mengakses enam kode sehari.
PBX sendiri adalah sebuah perusahaan sistem telepon. Para peretas membobol sistem perusahaan itu untuk mencuri nomor akses, yang bisa dijual kepada peretas lain, juga dijual kepada para kriminal yang menggunakan nomor tersebut untuk transaksi bisnis.
"Bagi saya, setiap PBX adalah sebuah pintu terbuka," sesumbar Kim muda seraya mengklaim telah menggondol 500 kode PBX, yang dibanderol Kim seharga USD200 per nomor. Jumlah persediaan yang besar, mengingat nomor-nomor itu bisa dijual ke lebih dari satu pelanggan.
Naas, peretasan tersebut kemudian membuatnya ditangkap dan mengantongi tuduhan telah menggunakan serta menjual nomor kartu kredit dan telepon hasil pencurian.
Kim yang kontroversial itu, seperti juga orang lain. Dia punya pekerjaan yang lebih 'biasa', misalnya, kadang-kadang dia bekerja menjaga keamanan sistem untuk bank-bank di Jerman.
Kimble juga membuat suatu telepon dengan enkripsi, yang diklaim tidak akan bisa disadap. Hanya dalam sebulan saja, telepon besutan Kim tersebut terjual 100 unit.
Pada 1994, lelaki bertubuh tambun itu mendirikan DataProtect, sebuah perusahaan keamanan komputer. Namun, empat tahun setelahnya, dia dijatuhi hukuman percobaan selam 2 tahun atas tuduhan penipuan dan menadah barang curian.
Lima tahun setelah pendirian itu, DataProtect bersama IVM Engineering menghasilkan Megacar. Bukan mobil biasa, Megacar yang diperkenalkan oleh perusahaan besutan Kim tersebut adalah Mercedes-Benz S-Class W220 yang dikalibrasi oleh Brabus.
Di dalam Megacar itu, Kim menyematkan server Windows NT, layar datar SGI seluas 17,3 inci, serta mengkombinasikan 16 modul GSM untuk menyediakan akses internet via mobile broadband.
Pada 2000, Kim menjual 80 persen saham DataProtect ke TUV Rheinland. Kemudian pada 2001, lelaki itu membeli saham sebuah perusahaann yang hampir bangrkrut (LetsBuyIt.com) dengan harga USD375.000.
Dia kemudian mengumumkan akan menginvestasikan 50 juta Euro untuk perusahaan itu. Hanya sedikit orang yang tahu bahwa dia tidak benar-benar memiliki uang. Tapi, pernyataannya menyebabkan saham meroket hampir 300 persen, yang kemudian dijual Kim dengan keuntungan USD1,5 juta. Atas kasus ini, dia ditangkap, dan kembali menerima hukuman percobaan dua tahun.
Bisnis Megaupload yang baru-baru ini mengantarkan lelaki flamboyan itu ke dalam tuduhan pelanggaran hak cipta, dibangun Kim pada 21 Maret 2005. Situs berbagi file dan penyimpanan online tersebut bermarkas di Hongkong, dan menjadi situs terpopuler ke 13 di internet.
Sehubungan dengan kasus tersebut, polisi menyergap tempat tinggal Dotcom Mansion berdiri di atas tanah dengan lahan seluas 24 hektare, tempat Kim bersama dengan 70 karyawannya mencoba mengendalikan 'bisnis hitamnya'.
Dalam penyergapan tersebut, pihak kepolisian setidaknya menyita 18 unit mobil mewah dengan nilai total mencapai USD4,9 juta, diantara mobil yang disita terdiri dari sebuah Rolls-Royce Phantom drophead coupe dan mobil klasik Cadillac 1959 warna pink.
Kim memang gemar memborong mobil mewah dan bahkan aksi gilanya dilakukan dengan memacu mobil itu sampai 320 km/jam di jalanan umum, kemudian mengunggahnya di situs YouTube.
Plat mobil yang dimilikinya juga cukup mengundang perhatian, seperti sebuah Rolls-Royce Phantom bertulis 'GOD', Mercedes-Benz bertulis 'HACKER' dan mobil lainnya yang juga ada label 'MAFIA'.
Kim Dotcom alias Kim Schmitz pendiri situs Megaupload dibebaskan dengan jaminan oleh pengadilan Selandia Baru, Rabu 22/02/12. Sebelumnya Kim Dotcom ditangkap di Selandia Baru pada 20 Januari dan telah mendekam di penjara selama satu bulan.
Dotcom yang dijuluki "Superhacker" oleh The Sunday Telegraph of London ini memiliki tinggi 1,95 meter dan berat 146 kilogram. Ia ditangkap karena diduga memfasilitasi jutaan download ilegal lagu dan film melalui situs Megaupload. Situs yang yang memiliki 150 juta pengguna terdaftar dan per hari dikunjungi oleh 50 juta pengunjung ini telah ditutup oleh FBI dan Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) dengan tuduhan menyebabkan kerugian sebesar 500 juta dollar AS.
Kasus ini merupakan kasus terbesar yang pernah ada menurut Departemen Kehakiman AS. Seperti dikutip KOMPAS.com, Departemen Kehakiman AS mengatakan bahwa sasaran penutupan situs tersebut adalah penyalahgunaan penyedia layanan penyimpanan dan distribusi publik untuk memfasilitasi pelanggaran hak atas kekayaan intelektual.
Saat ini pihak berwenang di Selandia Baru telah menyita kekayaan senilai jutaan dolar dalam bentuk investasi dan aset lain yang dimiliki oleh Dotcom (38), termasuk sebuah Rolls Royce. Dotcom, yang saat ini menolak melalui pengacaranya untuk diwawancara dan menyatakan bahwa dirinya tidak bersalah, dilarang untuk menggunakan Internet.
Kim Dotcom: Pejabat Tinggi AS Juga Pakai MegaUpload
Pemerintah Amerika Serikat (AS) melalui Departemen Kehakiman sangat menginginkan pendiri situs MegaUpload, Kim Dotcom, bisa diekstradisi ke AS.
Ini dilakukan agar Departemen Kehakiman bisa dengan mudah melanjutkan tuduhan pelanggaran hak cipta Dotcom di AS.
Namun, di tengah kuatnya keinginan Departemen Kehakiman memboyong Dotcom ke AS, ternyata pengelola MegaUpload menemukan sesuatu yang cukup mengejutkan.
Dotcom mengklaim, ada banyak pejabat tinggi AS yang memiliki akun dan pastinya menggunakan layanan MegaUpload.
"Coba tebak, kami menemukan sejumlah besar akun dari pejabat AS yang termasuk orang-orang di Departemen Kehakiman dan Senat," kata Dotcom kepada situs TorrentFreak, Senin (12/3/2012).
Saat ini, Dotcom sedang bernegosiasi dengan Departemen Kehakiman agar memberi kesempatan kepada pengguna MegaUpload mengambil kembali data mereka yang tersimpan di server MegaUpload yang saat ini masih ditutup.
"Saya berharap kami segera mendapat izin untuk memberi kesempatan kepada pengguna agar bisa mengakses kembali file mereka," harap Dotcom.
Dotcom ditangkap dan ditahan pada 20 Januari lalu, atas tuduhan pembajakan musik, film, dan konten berhak cipta lainnya.
Pada 22 Februari, Dotcom telah dibebaskan dengan status tahanan rumah di Selandia Baru. Ia dilarang bepergian jauh dan menggunakan internet.
Ini dilakukan agar Departemen Kehakiman bisa dengan mudah melanjutkan tuduhan pelanggaran hak cipta Dotcom di AS.
Namun, di tengah kuatnya keinginan Departemen Kehakiman memboyong Dotcom ke AS, ternyata pengelola MegaUpload menemukan sesuatu yang cukup mengejutkan.
Dotcom mengklaim, ada banyak pejabat tinggi AS yang memiliki akun dan pastinya menggunakan layanan MegaUpload.
"Coba tebak, kami menemukan sejumlah besar akun dari pejabat AS yang termasuk orang-orang di Departemen Kehakiman dan Senat," kata Dotcom kepada situs TorrentFreak, Senin (12/3/2012).
Saat ini, Dotcom sedang bernegosiasi dengan Departemen Kehakiman agar memberi kesempatan kepada pengguna MegaUpload mengambil kembali data mereka yang tersimpan di server MegaUpload yang saat ini masih ditutup.
"Saya berharap kami segera mendapat izin untuk memberi kesempatan kepada pengguna agar bisa mengakses kembali file mereka," harap Dotcom.
Dotcom ditangkap dan ditahan pada 20 Januari lalu, atas tuduhan pembajakan musik, film, dan konten berhak cipta lainnya.
Pada 22 Februari, Dotcom telah dibebaskan dengan status tahanan rumah di Selandia Baru. Ia dilarang bepergian jauh dan menggunakan internet.